Makna perbedaan individu
dalam dunia kerja
Memilih, memperoleh dan mempertahankan pekerjaan
pada saat pertama memasuki dunia kerja, merupakan tiga langkah penting
dalam hidup seseorang. Mempersiapkan diri untuk memperoleh sukses dalam
dunia perekonomian adalah salah satu kegiatan yang terpenting. Pekerjaan
akan lebih berarti bila seseorang dapat melihat dan menemukan dirinya
di sana. Untuk dapat berhasil dengan baik, seseorang perlu memiliki rasa
percaya diri, perasaan senang dan bahagia, yang mendorong untuk bekerja
lebih bergairah dan giat mencapai keberhasilan.
Dalam setiap perusahaan ataupun suatu instansi
terdapat kenyataan yang umum terjadi, yakni adanya perbedaan prestasi
kerja karyawannya. Sekalipun karyawan-karyawan tersebut bekerja dalam
pekerjaan yang sama, atau pada mesin-mesin yang sama, namun
produktivitas mereka tidaklah sama.
Suatu pekerjaan mungkin akan
dikerjakan dengan sangat baik oleh karyawan A, tetapi dilakukan dengan
kurang baik oleh karyawan B. Begitu pula suatu pekerjaan mungkin akan
memberikan kepuasan kerja yang tinggi bagi seorang karyawan, tetapi
merupakan sumber ketidakpuasan bagi karyawan lainnya. Perbedaan prestasi
kerja tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan di dalam ciri-ciri
personil individu, atau yang biasa kita kenal sebagai perbedaan individu
/ individual differences. Perbedaan ini meliputi : kecerdasan, bakat, minat,
kepribadian, motivasi, pendidikan, kondisi fisik, pengalaman, dan
lain-lain.
Manajemen modern juga semakin
menerapkan prinsip “The Right Man in The Right Place” untuk menetapkan
pekerjaan sesuai dengan orangnya. Sangat penting memperhatikan
persesuaian antara pekerjaan dan karyawannya. Bila suatu pekerjaan tidak
sesuai dengan kemampuan karyawan, akan menimbulkan ketidakpuasan kerja
dan menurunkan produktivitas.
Sumber perbedaan individu di dalam
bekerja meliputi faktor fisik dan faktor psikis.
Secara umum faktor yang menyebabkan perbedaan individu dalam segi fisik
yaitu :
a. Kesehatan fisik
b. Bentuk tubuh dan komposisi
c. Kemampuan panca indera
d. Daya tahan fisik
Sedangkan perbedaan individu yang bersumber dari
faktor psikis yaitu :
a. Intelegensi
b. Bakat
c. Minat
d. Kepribadian
e. Sikap
f. Motivasi
g. Pendidikan
Berikut ini penjelasan masing-masing perbedaan
individu berdasarkan fisik dan psikis.
PERBEDAAN INDIVIDU BERDASARKAN FAKTOR FISIK
a).Kesehatan fisik
Setiap individu mempunyai taraf kesehatan
fisik yang berbeda-beda, ini sangat tergantung pada riwayat kesehatan
seseorang dan mempengaruhi aktivitas tubuh secara umum. Riwayat
kesehatan seseorang merupakan suatu informasi yang sangat penting pada
proses seleksi / rekriutmen karyawan. Bahkan beberapa perusahaan dewasa
ini telah menetapkan standar kesehatan terhadap calon karyawannya. Taraf
kesehatan fisik menjadi lebih berarti pada pekerjaan yang menuntut
aktivitas fisik yang cukup dominan, ataupun pada jenis pekerjaan yang
melibatkan bahan-bahan kimia, mesin-mesin produksi, dan mempunyai resiko
bahaya fisik yang cukup tinggi. Taraf kesehatan juga sangat menentukan
produktivitas kerja karyawan.
b). Bentuk tubuh dan komposisi
Perbedaan individu karena bentuk tubuh
ini meliputi besar kecilnya / ukuran tubuh dan bagian tubuh, warna
kulit, serta kelengkapan anggota badan. Sementara komposisi terkait
dengan letak dan kesesuaiannya dengan bagian tubuh lainnya. Seberapa
penting perbedaan dalam bentuk tubuh dan komposisinya ini dalam bekerja,
tergantung pada jenis pekerjaannya. Beberapa jenis pekerjaan memang
memperhatikan bentuk tubuh dan komposisi yang ideal, seperti pragawati,
pramugari, sales-girl, foto model, public relation (PR), sekretaris, dan
sebagainya. Hal ini dikarenakan tuntuntan pekerjaannya membutuhkan
penampilan fisik yang baik, disamping kepribadian yang menarik, dan oleh
karenanya akan menentukan prestasi kerjanya.
c). Kemampuan panca indera
Kemampuan fisik yang berupa kemampuan
panca indera sangat diperlukan dalam bekerja. Kualitas aktivitas fisik
yang dilakukan merupakan hasil dari respon stimuli panca indera. Banyak
jenis pekerjaan yang membutuhkan kemampuan indera tertentu yang
menonjol. Seorang juru masak hotel atau restauran membutuhkan kemampuan
indera perasa yang baik. Untuk menjadi komposer atau musikus seseorang
harus mempunyai kemampuan pendengaran yang tajam. Sedangkan untuk
seorang tester produk kosmetik / parfum dituntut memiliki kemampuan
penciuman yang kuat. Dalam penerapan manajemen kualitas sering ditemui
bahwa gangguan sensoris mempengaruhi kuantitas dan kualitas produksi.
d). Daya tahan fisik
Pada umumnya aktivitas kerja menuntut
berbagai perubahan, baik perubahan lingkungan fisik, perubahan wilayah,
perubahan kondisi kerja, perubahan suhu / iklim, perubahan alam dan
sebagainya. Untuk dapat tetap bertahan dan berhasil bekerja dalam
perubahan-perubahan yang terjadi, seseorang dituntut mempunyai daya
tahan termasuk daya tahan fisik. Kemampuan adaptasi fisik setiap orang
tidaklah sama, sekalipun manusia adalah makhluk adaptif, tetapi tetap
terdapat perbedaan dalam kepekaan maupun kemampuan adaptasi fisik antara
satu orang dengan orang lainnya. Dan ini juga mempengaruhi aktivitas
kerja, apakah seseorang sesuai untuk ditempatkan pada jenis pekerjaan
outdoor atau pekerjaan clerical.
PERBEDAAN INDIVIDU DALAM SEGI PSIKIS
a).
Intelegensi
Secara umum intelegensi diartikan sebagai
kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan baik terhadap
lingkungannya. Tingkat intelegensi seseorang menentukan sejauh mana
kemampuan seseorang di dalam mengatasi suatu masalah. Oleh karena itu
tingkat intelegensi memberikan pengaruh yang besar dalam keberhasilan
seseorang dalam bekerja. Seorang yang memiliki tingkat intelegensi yang
tinggi akan lebih cepat dan lebih tepat di dalam menghadapi
masalah-masalah baru bila dibandingkan dengan orang yang kurang
inteligen, sehingga sanggup memecahkan kesulitan yang dihadapinya dalam
bekerja.
b). Bakat
Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan
dasar yang menentukan sejauh mana keberhasilan seseorang untuk
memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu bilamana seseorang diberi
latihan-latihan tertentu. Misalnya seseorang yang mempunyai bakat
numerical yang baik, bila diberi latihan-latihan akuntansi keuangan,
akan mudah untuk menguasai masalah akuntansi, begitu pula sebaliknya. Di
dalam bekerja, sangat diperlukan dimilikinya bakat-bakat yang sesuai
dengan pekerjaannya. Oleh karena masing-masing pekerjaan seringkali
menuntut bakat yang berbeda-beda pula. Seseorang akan lebih berhasil
bekerja pada bidang pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya.
c). Minat
Minat merupakan sikap seseorang yang
senang terhadap sesuatu obyek, situasi atau ide-ide tertentu, yang
diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan terhadap obyek yang
disenangi itu. Setiap orang mempunyai pola minat yang berbeda-beda, dan
hal ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesesuaian
seseorang dengan pekerjaannya. Oleh karena itu prestasi kerja seseorang
ditentukan oleh perpaduan antara bakat dan minat.
d). Kepribadian
Aspek kepribadian seseorang sangat
mempengaruhi kesesuaian dan keberhasilan dalam bekerja. Terdapat
berbagai ciri-ciri kepribadian positif yang mendukung penyesuaian diri
seseorang dalam bekerja, sebaliknya ciri-ciri kepribadian negatif justru
menimbulkan kesukaran penyesuaian diri dalam bekerja. Dewasa ini telah
semakin diyakini bahwa aspek kepribadian yang dimiliki seseorang
merupakan suatu kekuatan yang mampu mengantarkan seseorang pada
keberhasilan, apalagi di jaman yang terus berubah dengan sedemikian
cepat.
e). Sikap
Setiap orang mempunyai sikap yang
terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Dalam
interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu
terhadap berbagai obyek yang dihadapinya. Pola sikap seseorang,
khususnya sikap kerja akan mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam
bekerja. Informasi mengenai sikap kerja yang pada umumnya digali dalam
seleksi / rekruitmen karyawan antara lain adalah kecepatan, ketelitian,
stabilitas dan daya tahan kerja.
f). Motivasi
Dalam pengertian umum, motivasi diartikan
sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah tujuan tertentu.
Setiap orang pada hakekatnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang menuntut
pemuasan, dimana hal-hal yang dapat memberikan pemuasan pada kebutuhan
tersebut akan merupakan tujuan yang hendak dicapai. Sehingga motivasi
kerja dapat dipahami sebagai sesuatu yang menimbulkan semangat atau
dorongan kerja. Kuat
lemahnya motivasi kerja seorang karyawan ikut menentukan tinggi
rendahnya prestasi kerja karyawan tersebut. Dan karena terdapat
perbedaan motivasi kerja karyawan, maka lazimnya atasan perlu
memperlakukan karyawan sesuai dengan motif yang mendorongnya bekerja.
g). Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud disini adalah
pendidikan formal meliputi sekolah-sekolah dan kursus-kursus yang
ditempuh seseorang. Dalam dunia kerja, terutama pada lapangan kerja
formal, tingkat pendidikan menjadi persyaratan yang cukup penting.
Berbagai pekerjaan menuntut tingkat pendidikan dan jenis pendidikan
tertentu, sehingga untuk dapat berhasil dalam pekerjaannya seseorang
harus mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang
dipegangnya.
MEMAHAMI TINGKAH LAKU MANUSIA
Selain faktor fisik dan psikis yang telah
dibahas diatas, untuk dapat lebih memahami, perlu pula dikemukakan
dasar prinsip-prinsip mengenai hukum tingkah laku manusia. Pendekatan
yang digunakan mendasarkan pada beberapa formula berikut ini :
§ Tingkah laku manusia timbul karena ada
stimulus
§ Tidak ada tingkah laku yang terjadi
tanpa stimulus
§ Stimulus merupakan sebab terjadinya
tingkah laku
§ Makin kuat suatu stimulus makin besar
pula kemampuannya untuk menggerakkan tingkah laku
Pendapat yang lain menyatakan bahwa
aktivitas individu merupakan respon dari interaksi antara stimulus yang
ada di luar diri individu dengan diri individu. Dengan demikian organismenya (individu) yang
menentukan tingkah lakunya. Sementara ada pendapat yang mengatakan :
§ Apa yang dapat dicapai dan yang tak
dapat dicapai oleh suatu perbuatan membentuk suatu pengalaman
§ Pengalaman tidak menyenangkan mempunyai
kecenderungan untuk dihindari, sedangkan pengalaman yang menyenangkan
cenderung untuk dipertahankan
§ Kegagalan dan keberhasilan akan
membentuk pola perilaku yang dijadikan dasar bagi perbuatan selanjutnya
Dari berbagai pendapat tersebut bisa
dirangkaikan dan disimpulkan bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya
ditentukan oleh satu faktor saja. Oleh karena itu timbullah dua macam
pendekatan dalam usaha mengubah tingkah laku manusia, yaitu pendekatan
secara mentalistik dan pendekatan secara empiris. Perubahan secara
mentalistik yaitu dengan mengubah mentalnya. Adapun perubahan secara
empiris ialah dengan mengubah stimulusnya. Yang paling baik adalah
kombinasi dari keduanya, dengan suatu anggapan bahwa pada suatu
kesempatan tertentu perubahan organisme lebih efektif untuk mengubah
tingkah laku, tetapi pada kesempatan yang lain perubahan stimulus
mungkin akan lebih efektif, atau justru perubahan organisme dan stimulus
yang dilakukan bersama-sama secara serempak lebih efektif dalam
mengubah tingkah laku manusia.
Kesimpulan :
Kesimpulan yang dapat diambil dari modul
ini adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku individu
ialah faktor internal (faktor dari dalam diri individu) dan faktor
eksternal (faktor dari luar individu). Faktor internal ialah keadaan
fisik dan psikis individu. Sementara faktor eksternal ialah segala hal
yang berada di luar diri individu yang berwujud stimulus (rangsang).
Sejauh mana saling pengaruh antara
stimulus dan organisme, sangatlah tergantung pada organisme yang
menanggapi stimulus. Oleh karena organisme (individu) itu berbeda antara
satu dengan yang lainnya, maka respon terhadap stimuluspun juga akan
berbeda-beda. Jika digambarkan dalam dunia kerja di
perusahaan-perusahaan, prestasi kerja karyawan tidaklah sama walaupun
mereka bekerja pada jenis pekerjaan dan mesin kerja di tempat kerja yang
sama. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan individu.
sumber : http://www.infokerja-jatim.com/?m=detail_artikel&id=12
0 komentar:
Posting Komentar