Diantara
bebrapa uraian ringkas mengenai teori intelegensi beserta tokohnya
masing-masing sebagai berikut:
1. Alfred Binet mengatakan bahwa
intelegensi bersifat monogenetik yaitu berkembang dari suatu faktor
satuan. Menurutnya intelegensi merupakan sisa tunggal dari karekteristik
yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang.
2. Edward Lee Thorndike, teori Thorndike
menyatakan bahwa intelegensi terdiri dari berbagai kemampuan spesifik
yang ditampikan dalam wujud perilaku intelegensi.
3. Robert J. Sternberg, teori ini mentikberatkan
pada kesatuan dari berbagai aspek intelegensi sehingga teorinya teorinya
lebih berorientasi pada proses. Teori ini disebut juga dengan Teori
Intelegensi Triarchic. Teori ini berusaha menjelaskan secara
terpadu hubungan antara:
a) Intelegensi dan dunia
internal seseorang
b) Intelegensi dan dunia
eksternal seseorang
c) Intelegensi dan pengalaman
Adapun dalam
memahami hakikat intelegensi, Maloney dan Ward (1976) mengemukakakn
empat pendekatan umum, yaitu.
1. Pendekatan Teori Belajar
Inti
pendekatan ini mengenai masalah hakikat intelegensi terletak pada
pemahaman mengenai hukum-hukum dan prinsip umum yang dipergunakan
individu untuk memperoleh bentuk-bentuk perilaku baru.
2. Pendekatan Neurobiologis
Pendekatan ini
beranggapan bahwa intelegensi memiliki dasar anatomis dan biologis.
Perilaku intelegensi menurut pendekatan ini dapat ditelusuri dasar-dasar
neuro-anatomis dan neuro-fisiologisnya.
3. Pendekatan Psikomotorik
Pendekatan ini
beranggapan bahwa intelegensi merupakan suatu konstrak atau sifat
psikologis yang berbeda-beda kadarnya bagi setiap dua arah study, yaitu.
· Bersifat praktis yang
menekankan pada pemecahan masalah
· Bersifat teoritis yang
menekankan pada konsep dan penyusunan teori
4. Pendekatan Teori
Perkembangan
Dalam
pendekatan ini, studi intelegensi dipusatkan pada masalah perkembangan
intelegensi secara kuantitatif dalam kaitannya dengan tahap-tahap
perkembangan biologis individu.
1. Faktor-Faktor dalam
Intelegensi
Dalam intelgensi
akan ditemukan faktor-faktor tertentu yang para ahli sendiri belum
terdapat pendapata yang sama seratus persen. Berikut ini beberapa
pendapat para ahli mengenai faktor-faktor dalam intelegensi
1. Thorndike dengan Teori
Multi-Faktor
Teori
ini menyatakan bahwa intelegensi itu tersusun dari beberapa faktor yang
terdiri dari elemen-elemen, tiap elemen terdiri dari atom-atom, dan tiap
atom itu terdiri dari stimulus-respon. Jadi, suatu aktivitas adalah
merupakan kumpulan dari atom-atom aktivitas yang berkombinasi satu
dengan yang lainnya.
2. Spearman
Menurut
Spearman intelegensi mengandung 2 macam faktor, yaitu
a) General ability atau general faktor
(faktor G)
Faktor ini
terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang lainnya.
Faktor ini selalu didapati dalam semua “performance”.
b) Special ability atau special faktor
(faktor S)
Faktor ini
merupakan faktor yang khusus mengenai bidang tertentu. Dengan demikian,
maka jumlah faktor ini banyak, misalnya ada S1, S2,
S3, dan sebagainya sehingga kalau pada seseorang faktor S
dalambidang tertentu dominan, maka orang itu akan menonjol dalam bidang
tersebut.
Menurut
Spearman tiap-tiap “performance” adanya faktor G dan faktor S, atau
dapat dirumuskan. P=G+S
3. Burt
Menurut Burt
dalam intelegensi terdapat 3 faktor
a) Special ability atau special faktor
(faktor S)
b) General ability atau general faktor
(faktor G)
c) Common ability atau common faktor disebut
juga group factor (faktor C)
Faktor ini
merupakan sesuatu kelompok kemampuan tertentu seperti kemampuan kelompok
dalam bidang bahasa. Sehingga rumus “performance” menjadi P=G+S+C
4. Thurstone
Thurnstone mempunyai pandangan
tersendiri. Dia berpendapat bahwa dalam intelegensi terdapat
faktor-faktor primer yang merupakan “group factor”, yaitu.
a) Spatial relation (S)
Kemampuan
untuk melihat gambar tiga dimensi
b) Perceptual speed (P)
Kecepatan dan
ketepatan dalam mempertimbangkan kesamaan dan perbedaan atau dalam
merespon detil-detil visual.
c) Verbal comprehension (V)
Kemampuan
memahami bacaan, kosakata, analogi verbal, dan sebagainya.
d) Word fluency (W)
Kecepatan
dalam menghubug-hubngkan kata dengan berbagai rima dan intonasi.
e) Number facility (N)
Kecepatan
ketepatan dalam perhitungan
f) Associative memory (M)
Kemampuan
menggunakan memori untuk menghubungkan berbagi assosiasi.
g) Induction (I)
Kemampuan
untuk menarik suatu kesimpulan suatu prinsip atau tugas.
Menurutnya
faktor-faktor tesebut berkombinasi sehingga menghasilkan tindakan atau
perbuatan yang intelegen.
0 komentar:
Posting Komentar