Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto saya
simple me, fun, fat (berharap bsa cepet kurus)


Selasa, 13 September 2011

tugas asbak


Alfred Binet, tokoh perintis pengukuran intelegensi mendefinisikan intelegensi terdiri dari tiga komponen, yaitu
              1.    Kemampuan untuk mengarahkan pikiran dan tindakan
              2.    Kemampuan untuk mengubah arah tindakan setelah tindakan tersebut dilaksanakan
              3.    Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan auto criticism
·       Super dan Cities mendefinisikan kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau belajar dari pengalaman.
·       J. P. Guilford menjelaskan bahwa tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Sedangkan kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Lebih jauh, Guilford menyatakan bahwa intelegensi merupakan perpaduan dari banyak faktor khusus.
·       K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
·       George D. Stoddard (1941) menyebutkan intelegensi sebagai kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan:
                  1.    Mengandung kesukaran
                  2.    Kompleks
                  3.    Abastrak
                  4.    Diarahkan pada tujuan
                  5.    Ekonomis
                  6.    Bernilai sosial
·       Garett (1946) mendefinisikan setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol.
·       William Stern (1953) intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya.
·       Bischof, psikolog Amerika (1954) mendefinisikan kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah.
·       Lewis Hedison Terman memberikan pengertian intelegensi sebagai kemampuan untuk berfikir secara abstrak dengan baik (lih. Hariman, 1958).
·       David Wechsler (1958) mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
·       Thorndike (lih. Skinner, 1959) sebagai seorang tokoh koneksionisme mengemukakan pendapatnya bahwa orang dianggap intelegen apabila responnya merupakan respon yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang diterimanya.
·       Freeman (1959) memandang intelegensi sebagai
              1.    Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman,
              2.    Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik,
              3.    Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual, dan
              4.    Kemampuan untuk berpikir abstrak.
·       Heidenrich (1970) mendefinisikan kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha untuk menyesuaikan terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah.
·       Sorenson (1977) intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak, belajar merespon dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.
·       Suryabrata (1982) intelegensi didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-situasi baru atau problem yang sedang dihadapi.
·       Walters dan Gardnes (1986) mendefinisikan intelegensi sebagai serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai konsekuensi seksistensi suatu budaya tertentu.
·       Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah
            1.    Kemampuan untuk berfikir secara konvergen (memusat) dan divergen (menyebar)
            2.    Kemampuan berfikir secara abstrak
            3.    Kemampuan berfikir dan bertindak secara terarah, bertujuan, dan rasional
            4.    Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman
            5.    Kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari
            5.    Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik,
            6.    Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual
            7.    Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan merespon terhadap situasi-situasi baru
            8.    Kemampuan untuk memahami masalah dan memecahkannya.
          Karena intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi sebenarnya tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri intelegensi yaitu :
1.    Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional (intelegensi dapat diamati secara langsung).
2.    Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya.

(sumber : http://sutisna.com/artikel/artikel-ilmu-sosial/pengertian-intelegensi/)
Hendyat (2002) mengemukakan bahwa pengukuran intelegensi dapat dilakukan dengan cara melakukan tes intelegensi yaitu untuk mengukur kemampuan terutama tingkah laku yang diharapkan pada saat tes itu dibuat dan laksanakan. Pengukuran intelegensi pertama kali dilakukan oleh Binet dan Simon, dikenal dengan nama tes Binet-Simon. Pada tes ini memperhatikan dua hal, yaitu:
  1. Umur kronologis (cronologis age disingkat CA), yaitu umur seseorang yang ditunjukkan dengan kelahirannya.
  2. Umur mental (mental age disingkat MA) yaitu umur kecerdasan yang ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan akademik.
Untuk mengukur tingkat intelegensi (Intelegence Quotien disingkat IQ) ditunjukkan dengan perbandingan umur mental dengan umur kronologis. Perbandingan kecerdasan ini secara matematis dapat dituliskan:
IQ = MA/CA
Untuk memudahkan perhitungan, orang mengalikannya dengan 100% dan kemudian meniadakan %-nya. Sehingga didapat rumus:
IQ = MA/CA x 100
Penilaian atau skor tes diperoleh dari hasil pengerjaan tes pada periode tertentu. Dan skor tes hanyalah menggambarkan keadaan sesuai dengan lingkup materi yang dimasukkan dalam tes itu.
(Sumber: http://kabar-pendidikan.blogspot.com/ , http://serbasejarah.blogspot.com/2011/05/teori-dasar-intelegensi.html)



Share To Your Friends

0 komentar:

Posting Komentar

 
cara menambah+ukuran+penis

plurk



Gie_Aff Copyright © 2009. Template created by Nadiar supported by Cara Beriklan di Internet