Necrophilia, yang juga disebut dengan thanatophilia dan necrolagnia, adalah kelainan seksual dimana pelakunya memiliki ketertarikan untuk berhubungan seksual dengan mayat (orang mati).
Kata ini berasal dari Yunani Kuno: νεκρός (nekros; “mayat,” atau “mati“) dan φιλία (philia; “persahabatan“). Istilah ini tampaknya berasal dari karya Krafft-Ebing, Psychopathia Sexualis (1886).
Menurut Anil Aggrawal MBBS, MD, Professor of Forensic Medicine, Necrophilia dibagi menjadi 10 jenis, yaitu:
- Role players
- Romantic necrophiles
- People having a necrophilic fantasy – necrophilic fantasizers
- Tactile necrophiles
- People having a fetishistic necrophilia – fetishistic necrophiles
- People having a necromutilomania – necromutilomaniacs
- Opportunistic necrophiles
- Regular necrophiles
- Homicidal necrophiles
- Exclusive necrophiles.
Inilah penyebab-penyebab seseorang melakukan Necrophilia:
- 68 persen itu didorong oleh keinginan untuk tidak ditolak dalam berhubungan;
- 21 persen oleh sebuah keinginan untuk reuni dengan mitra yang hilang;
- 15 persen oleh ketertarikan seksual dengan orang mati;
- 15 persen oleh keinginan untuk kenyamanan atau untuk mengatasi perasaan isolasi dan
- 11 persen oleh keinginan untuk memperbaiki harga diri yang rendah dengan mengekspresikan kekuasaan atas mayat.
0 komentar:
Posting Komentar